Wednesday, March 10, 2021

Aku Tidak Sekolah, Itulah Jalan Ninjaku




"Aku tidak sekolah tapi aku belajar banyak hal yang aku suka dengan apa saja, bersama siapa saja, kapan pun dan dimana pun yang aku mau. Kelasku tanpa sekat, perpustakaanku alam tak berbatas, guruku semua yang mencerahkan dan mata pelajaranku adalah kehidupan yang terkadang tak selalu berjalan sesuai rencana."

    Tidak menitipkan anak-anak ke sekolah formal bukan berarti menjadikan mereka generasi tanpa pengetahuan, kecakapan rendah, pola pikir sempit dan sedikit hubungan. Justru sebaliknya, dalam tanggung jawab penuh pendidikan berbasis keluarga maka orang tua dengan luwes dapat berproses bersama membantu mereka menemukan karakternya. Pola pikir dan hubungan luas pun dapat terbentuk dari banyaknya pertemanan usia. Sedangkan untuk kecakapan dan ketrampilan hidup akan lebih terasah dengan seringnya berkegiatan bersama keluarga dalam kesekharian. 
    
    Memberikan aktivitas ketrampilan dengan bahan apa saja yang ada di sekitar tempat tinggal adalah pembelajaran semurah-murahnya yang berdampak positif. Selain dapat menumbuhkan kreatifitas, menambah ketrampilan hidup, bermanfaat juga agar mengerti bagaimana cara yang baik dalam mengatur pengeluaran. Sehingga lambat laun dapat memberi pemahaman bahwa membeli sesuatu itu yang dibutuhkan bukan yang diinginkan. 
 
    Dengan situasi yang dikondisikan sedemikian rupa maka belajar akan menjadi efektif. Karena anak-anak dapat belajar apa saja yang disukai dalam suasana yang menyenangkan tanpa paksaan, ancaman, apalagi derai air mata. Belajarpun bukan semata-mata untuk mengejar nilai. Belajar bukan hanya tentang akademik. Belajar itu untuk keluar dari kegelapan, mencari cahaya terang di ujung lorong dengan cara yang berbeda sesuai dengan keunikan masing-masing anak. 
    
    Dan karena belajar itu adalah dorongan dari dalam diri untuk memahami dan memahami apa yang ingin dipelajari bukan apa yang harus dipelajari, maka keinginan belajar dapat muncul dari dalam diri sehingga si pembelajar akan mencari sendiri apa yang ingin diketahuinya. Oleh karena itu, untuk membangkitkan inisiatif anak dalam belajar diperlukan lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya tentang ruang, tempat tinggal ataupun suasana sekitar saja. Di mulai dari kenyamanan anak dengan orang tua yang lebih banyak bertanya pada anak daripada selalu memberi perintah, Arah bahkan keharusan melakukan sesuatu sesuai keinginan orang tua. Hal ini bertujuan untuk memberi anak kesempatan berinisiatif menyampaikan pendapatnya. Melalui bincang santai sambil berkegiatan, pertanyaan-pertanyaan ringan saat makan siang atau sambil bercerita menjelang tidur malam terbukti sangat efektif untuk menggali banyak hal tentang diri anak, keinginan dan kebutuhan mereka. 

    Ketika  mendapatkan kelekatan dengan anak-anak maka inisiatif mereka untuk belajar banyak hal akan mengalir begitu saja. Dengan hanya mencontohkan aktivitas keseharian keluarga, maka tanpa diperintah lagi mereka akan mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya. Tetapi tentu saja ini membutuhkan waktu dan satu kuncian yaitu sabar berproses. Semua bertahap dengan perjalanannya yang berkelok-kelok sesuai karakter masing-masing keluarga tentunya.
    
    Jadi meskipun ada beberapa keluarga yang memilih untuk tidak menitipkan anak-anak mereka di sekolah formal bukan berarti anak-anak tersebut menjadi tertinggal di banyak hal. Anak-anak dan para orang tua itu bertumbuh seiring dengan pembelajaran dalam keseharian yang di bangun tiap keluarga. 

     Itu sebabnya, bagi yang berada di luar jalur ini hendaknya tidak memandang sebelah mata pada anak-anak yang tidak pergi ke sekolah. Jaman telah berubah, di negara kita meski sebagian besar orang tua masih tetap mempercayai putra putri mereka pada sistem belajar konvensional tetapi tak sedikit yang mulai beralih ke jalur pendidikan alternatif ini. 
    
    Berbagai macam pemicu melatarbelakangi perpindahan tersebut. Begitu pula dengan beragam pencarian bentuk serta pola pembelajaran yang tepat pada saat  deschooling atau masa transisi dimana harus mengalami banyak keruwetan dalam peralihan dari sekolah formal ke homeschooling  . Jika anak-anak sangat elastis maka sebenarnya orang tua lah yang harus terlebih dahulu bersiap menjalani proses penyelamatan tersebut. 

    Dan dukungan penuh akan sangat dibutuhkan saat satu keluarga merasa nyaman dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tidak ada seragam dalam mendidik anak karena visi tiap keluarga tidak sama dan keunikan tiap pribadi berbeda-beda maka tidak boleh ada penghakiman bahwa model pendidikan  yang diselenggarakan satu keluarga tersebut sudah tepat ataupun belum. Karena dalam hal ini tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Semuanya kembali pada kebutuhan masing-masing keluarga. Biarlah mereka berproses mencari sistem terbaik dari sekian penjabaran yang ada. 
      
    Seperti dalam masa pandemi ini, tampaknya sedikit menguntungkan bagi para praktisi homeschooling, karena dengan adanya belajar dari rumah membuat banyak orang tua tertarik untuk memahami apa sebenarnya  homeschooling tersebut . Meski awal dari pemahaman keliru bahwa Belajar Dari Rumah sama dengan Sekolah Rumah, itu wajar. Dan saat mengetahui bahwa kedua hal tersebut ternyata sangat berbeda, setidaknya mereka sudah sedikit mengerti tentang apa itu alternatif pendidikan dengan tidak pergi ke sekolah. Kalaupun sampai banyak keluarga yang pada akhirnya memutuskan untuk beralih ke homeschooling, dapat dikatakan  pandemi telah menjadi salah satu  pemicu  besar terjadinya perpindahan jalur pendidikan. 
    
   Semoga dengan bentuk pendidikan apa pun untuk anak-anak kita, pilihan itu bisa menjadi satu sarana belajar yang membahagiakan.  serupa dengan beberapa keluarga yang memilih homeschooling sebagai kendaraan mereka menuju destinasinya.

“Aku tidak sekolah bukan karena ku tak mau, 
tapi karena aku ingin lebih dari sekadar bersekolah." 


Kutai Kartanegara,
Maret 2021

    
    

    

    
    
    
    






 

2 comments:

  1. Masyaalloh, semoga bahagia selalu berproses bersama keluarga dan pendidikannya ya bunda, sangat menginspirasi. Terimakasih. Salam kenal ya.

    ReplyDelete