Friday, June 5, 2020

Homeschooling Dorodango Oranye


 Dalam keterbatasan fasilitas, homeschooling tetap bisa diselenggarakan. Sebagaimana yang terjadi di keluarga saya yang saat ini sedang bernaung di luasnya hutan hujan Kalimantan Timur. Di pedalaman dengan akses yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, keluarga saya tetap menjalani hari-hari sebagai keluarga homeschooling, suami sebagai Kepala Sekolah bertugas mengontrol jalannya pembelajaran dan sebagai pengajar pengembangan kepribadian dengan segala urusan yang sangat laki-laki karena si pesekolah rumahnya adalah laki-laki kecil dengan energi berlebih yang tidak bisa duduk diam. Sedangkan saya dalam hal ini sebagai guru yang mengajarkan tentang akademis, juga beberapa keterampilan dalam bidang seni dan budaya. Keluarga saya mengandalkan alam raya dan teman-teman dengan kekerabatan yang dekat sebagai pendukung. Halaman rumah yang di kelilingi pepohonan disertai berbagai macam spesies sebagai perpustakaan yang dapat di eksplor kapan saja, sedangkan pertemanan dengan berbagai lintas usia adalah sarana untuk untuk bersosialisasinya. 

Menyelenggarakan Sekolah Rumah ini memang harus dinikmati prosesnya, yang mana semua hal kemudian menjadi berbeda. Karena di Sekolah Rumah, akademis bukan menjadi prioritas utama, minat dan bakat lah yang menjadi raja dan ratunya. Dengan berbagai macam cara memfasilitasi ananda dalam memperdalam hobinya serta berusaha menjadi fasilitator yang baik untuk lancarnya proses pembelajaran. Sehingga dalam homeschooling yang diselenggarakan itu akan ada satu kenikmatan yang dapat dirasakan oleh orang tua dan pesekolah rumah itu sendiri yaitu dapat meng-upgrade diri tanpa banyak intervensi. Kemerdekaan dalam belajar dengan batasan-batasan yang aksinya terfokus pada tujuan awal mengapa sebuah keluarga itu memilih jalan yang lengang, homeschooling. 

Dan agar jalanan yang lengang itu semakin nyaman terasa, membuat jadwal untuk rutinitas dalam homeschooling adalah satu faktor penting agar ananda dapat memahami bahwa sekalipun tidak pergi ke luar rumah untuk bersekolah tetapi ada satu keteraturan dalam kesehariannya. Pembuatan jadwal tersebut dapat berdasarkan kesepakatan bersama, karena ciri dari anak yang sudah terbiasa dengan ritme homeschooling adalah respon cepatnya saat diajak berdiskusi dalam mengatur jadwal ataupun kegiatan lainnya. Jadi semakin bertambahnya usia ananda maka akan semakin terlatih untuk cepat tanggap dalam mencari solusi tiap permasalahan yang muncul. 

Seperti saat kita akan bepergian, masing-masing sudah menentukan destinasi, sarana dan akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan. Demikian halnya dengan homeschooling yang menjadi salah satu sarana dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan tiap keluarga. Bagian tersulitnya adalah saat pertama akan memutuskan dan memulainya. Akan banyak pertanyaan-pertanyaan besar yang semakin terkumpul dan jika belum menemukan satu jawaban yang menentramkan maka akan berakhir dengan kembali mendelegasikan ananda kepada Sekolah Formal. Di sini memang sangat dibutuhkan orang tua yang pembelajar. Oleh karena itu, sesaat setelah tertarik dengan kehidupan di jalan lengang ini segeralah belajar dan mencari nara sumber yang berkompeten, dapat pula segera mendatangi PKBM terdekat untuk berkonsultasi, berdiskusi serius tapi santai dan berusahalah untuk menemukan jawaban yang panjang kali lebar tentang "belajar kehidupan" ini. Nah, sekarang pertanyaannya apa itu PKBM? Mungkin sebagian masih asing dengan istilah ini, PKBM adalah singkatan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yaitu suatu lembaga non formal yang dinaungi oleh Dinas Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, serta Kemendikbud dengan memiliki program keseteraan paket A, paket B, dan paket C. 

Ketika berbicara tentang pendidikan kesetaraan, pendekatan dalam Sekolah Rumah ini memiliki rentang yang lebar antara yang sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yang sangat terstruktur (school at home) meskipun dalam prakteknya mempunyai struktur yang begitu berbeda dengan Sekolah Formal. Di negara kita sendiri masih sedikit yang menggunakan pendekatan unschooling, rata-rata hampir semua berorientasi terstruktur sebagaimana dilakukan oleh komunitas-komunitas sekolah rumah ataupun lembaga non-formal penyelenggara homeschooling. Dan sebagai bentuk pendidikan non-formal, semua pesekolah rumah harus menempuh ujian nasional pendidikan kesetaraan jika ingin mendapatkan pengakuan ijazah kesetaraan. 


Jika telah bergabung dengan salah satu PKBM yang dirasakan paling cocok dengan kebutuhan keluarga maka keluarga tersebut akan dibimbing dalam merancang kurikulum yang dapat dikustomisasi, semua dapat disesuaikan minat dan bakat ananda dengan porsi masing-masing jenjang. Seperti keluarga saya yang sudah bermitra dengan Sekolah Dolan - Malang, Jawa Timur dengan mengambil kelas Distance Learning karena terbentangnya jarak antara pulau Jawa dan Kalimantan, akan tetapi tidak ada kendala berarti dalam proses pembelajaran. Sekalipun ada sedikit halang rintang dalam prakteknya itu sangatlah wajar, atas ijinNya dan kebaikan semesta semua dapat diatasi, semua dapat dipelajari dan semua dapat diperjuangkan saat sudah punya tujuan pasti mengapa memilih jalur alternatif ini.

Bagaimanakah dengan sekilas penjabaran saya tentang home base education ini, apakah semakin tertarik atau malah sebaliknya? Di pandemi 2020 ini memang banyak orang tua yang berpikir lebih baik berpindah pada pendidikan berbasis keluarga ini tetapi harus diingat untuk tidak terburu-buru memutuskan karena ini adalah pilihan yang prosesnya sangat panjang dan penuh lika liku. Banyak faktor yang harus di pelajari dengan pemahaman yang out of the box karena memang harus sedikit gila untuk berani memutuskan menjadi keluarga homeschooling. 

Homeschooling sendiri dalam benak saya itu dorodango berwarna oranye, dorodango adalah kesenian tradisional pembuatan bola tanah liat yang berasal dari Jepang, dibuatnya dengan proses panjang penuh kesabaran agar hasilnya dapat bersinar secerah matahari oranye di kala senja. 

"Sudah siapkah keluarga anda menjalani homeschooling dorodango oranye?"


















No comments:

Post a Comment