Monday, December 21, 2020

Homeschooling itu "Belantara"


Akhir-akhir ini saya melihat banyak sekali pro kontra tentang apa itu homeschooling. Dari penjabaran tentang cara menyelenggarakannya sampai metode dan kurikulum apa yang sebaiknya digunakan. Boom!!! Membuat saya berpikir apa yang saat ini saya dan keluarga jalani sudah tepat? Kok jadi meresahkan. Saya takut pendidikan si pesekolah rumah saya gagal. Kekhawatiran yang wajar terjadi, untuk itu haruslah secepatnya mencari pencerahan. Meski semakin banyak berselancar untuk mendapatkan bermacam informasi itu pastinya akan semakin membuat bimbang tetapi tetap saya lakukan. Bertukar pikiran dengan sesama homeschool mom dan mengikuti berbagai bentuk community sharing tentang pengalaman-pengalaman keluarga mereka dalam menjalankan homeschooling adalah pembelajaran untuk menemukan titik cerah yang saya cari.

Dan di satu pagi dengan aroma khasnya alam pedalaman saya memasak sambil sesekali memandang hujan deras dari jendela dapur. Mengingat setelah sekian waktu di tengah pusaran rumit soal cerita yang saya ciptakan sendiri ini belum kelar juga, sepertinya lebih baik memutuskan untuk tidak perlu menemukan jawaban apakah homeschooling  yang saya dan keluarga selenggarakan ini sudah tepat atau belum. Kembali saja ke proses awal, ikuti saja ritmenya, dampingi saja semua aktifitasnya. Sesederhana itu? Ya, kalaupun harus belajar dengan banyak buku tidak masalah, tanpa buku dan tidak menghafal apapun tak mengapa, model yang terstruktur maupun tidak, dengan atau tanpa metode, apapun itu bentuknya yang penting si pesekolah rumah menikmati kegiatannya. 

Karena saat memasuki homeschooling zone maka kita seakan berada di tengah belantara. Yang dibutuhkan adalah insting kuat dan mental baja untuk tetap tenang dalam menentukan arah agar dapat menemukan jalan mana yang paling nyaman untuk dilalui menuju tempat yang kita inginkan. Untuk itu bawalah bekal secukupnya, meski nanti di tengah jalan perbekalan menipis janganlah terlalu khawatir, di belantara ada beribu macam cara untuk mendapatkan sesuatu untuk di makan dan di minum karena alam telah sangat berbaik hati menyediakannya. Khawatirlah jika perbekalan terlalu banyak bisa-bisa beban di punggung malah menghambat laju perjalanan.

Pencerahan di tengah derasnya hujan di bulan-bulan penghujung akhir tahun telah memberi lonjakan semangat baru bahwa homeschooling adalah satu keyakinan dari sebuah keluarga yang ingin menghantar anak-anak mereka dengan cara berbeda di tiap-tiap rumahnya. Jadi biarlah di luar sana sedang mempermasalahkan definisi, bentuk dan metode yang seharusnya digunakan. Kembalikan saja kepada kebutuhan keluarga sendiri, yang mengikuti arus hanyalah ikan mati. 

Untuk semua keluarga homeschooling, teruslah belajar, bukalah pola pikir seluas mungkin, gali potensi kekuatan keluarga sedalam-dalamnya. Hempaskan semua keraguan dan pikiran negatif serta ketakutan-ketakutan yang dapat menjegal langkah kita. Bersiap selalu dengan segala kemajuan teknologi sehingga dapat mendidik anak-anak kita sesuai dengan jamannya. 

Karena di dunia ini "Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil." 
-BUYA HAMKA-
















4 comments:

  1. sangat menginspirasi <3

    ReplyDelete
  2. Terima kasih sudah berbagi. Ditunggu tulisan2 lainnya.

    Selamat dan sukses untuk proses homeschooling yang dijalani bersama anak-anak bu Rahayu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama pak Aar, salam hormat untuk ibu Lala, sukses juga untuk Rumah Inspirasi yang juga selalu menginspirasi kami sekeluarga

      Delete